A.
Definisi Manajemen
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif
dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. Definisi Konflik
Robbins
(1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu
proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara duapendapat
(sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baikpengaruh
positif maupun pengaruh negatif.
Sedang
menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling
bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik
sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan
permusuhan.
Perbedaan
pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka
perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik.
Persaingan
sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang
sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan
konflik namun mudah menjurus keaarah konflik, terutuma bila ada persaingan yang
menggunakan cara-cara yang
bertentengan
dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karenaorang yang
terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja
tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari
karena tidak selalu negatif akibatnya.Berbagai konflik yang ringan dan dapat
dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang
terlibat maupun bagi organisasi.
C. Jenis – Jenis Konflik
Menurut
James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik
antar organisasi.
Konflik Intrapersonal
Konflik
intrapersonal adalah konflikseseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana
diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.
Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
2.
Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
3.
Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
4.
Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuantujuan yang
diinginkan.
Hal-hal di atas
dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali menimbulkan konflik. Kalau konflik
dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam
bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1.
Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2.
Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3.
Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif
dan negatif sekaligus.
Konflik
Interpersonal
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau
keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang
kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik
semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak
bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Konflik antar
individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal
ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai
contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak
dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
Konflik antara
kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik
ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja
dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
Konflik antara
organisasi
Contoh
seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan
konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman
ternyata telah menyebabkan timbulnya
pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber
daya secara lebih efisien.
D. Peranan Konflik
Ada
berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik hanyalah
merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu
dilenyapkan. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
-
Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
-
Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan.
-
Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan
pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya
harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk.
Pandangan ini dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak
dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan
mengenali sumber-sumber konflik.
-
Konflik
pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara
pengenalan sebab dan pemecahan masalah. Konflik dapat merupakan kekuatan untuk
pengubahan positif di dalam suatu organisasi.
Dalam
padangan modern ini konflik sebenarnya dapat memberikan manfaat yang banyak bagi organisasi. Sebagai contoh
pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat, sehingga
organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat
yang sudah tersaring.
Seorang
pimpinan suatu organisasi pernah menerapkan apa yang disebutnya dengan “mitra tinju” Pada saat ada suatu
kebijakan yang hendak diterapkannya di organisasi yang dipimpinnya ia mencoba untuk mencari
“mitra yang beroposisi dengannya”.
Kesimpulannya
konflik tidak selalu merugikan organisasi selama bisa ditangani dengan baik sehingga dapat :
-
mengarah ke inovasi dan perubahan
- memberi tenaga kepada orang
bertindak.
E.
Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Konflik
Dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam faktor intern dapat
disebutkan beberapa hal :
a.
Kemantapan organisasi
Organisasi
yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah
terlibat
konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang
matang
mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan
nilai
dan lain-lain.
b.
Sistem nilai
Sistem
nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan
maksud
dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah
atau
benar.
c.
Tujuan
Tujuan
suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para
anggotanya.
d.
Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem
komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sistem imbalan dan lain-lain. Dlam hal
sistem komunikasi misalnya ternyata
persepsi
dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Sedangkan faktor ekstern meliputi :
1. Keterbatasan
sumber daya
Kelangkaan suatu
hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat
berakhir menjadi
konflik.
2. Kekaburan
aturan/norma di masyarakat
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi
dan pola bertindak.
3. Derajat
ketergantungan dengan pihak lain
Semakin
tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4. Pola
interaksi dengan pihak lain
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain
sedangkan polatertutup
menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
F.
Penanganan Konflik
Untuk
menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang
mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :
a.
Introspeksi diri
Bagaiman kita
biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan
persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukansehingga kita dapat mengukur
kekuatan kita.
b.
Mengevaluasi pihak-pihak yang
terlibat.
Sangat
penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja
yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa
perasaan mereka atas terjadinya konflik.
Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita meliha konflik yang terjadi
dari semua sudut pandang.
c.
Identifikasi sumber konflik
Seperti
dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi
sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
d.
Mengetahui pilihan penyelesaian atau
penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita
lakukan dalam penanganan
konflik :
i.
Berkompetisi
Tindakan ini
dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan
tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang
cepat, kepentingan salah satu pihak
lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win
solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi
konflik yang berkepanjangan.
Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan – bawahan, dimana atasan menempatkan
kepentingannya (kepentingan organisasi)
di atas kepentingan bawahan.
ii.
Menghindari konflik
Tindakan ini
dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun
psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menag
kalah terjadi lagi disini. Menghindari
konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan
konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang
tepat konflik meletus kembali, ditambah
lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan
persoalan tersebut.
iii.
Akomodasi
Yaitu jika kita
mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan
dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini
dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita
ingin tetap menjaga hubungan baik
dengan pihak tersebut.
Pertimbangan
antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
iv.
Kompromi
indakan ini dapat
dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan
hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian
kepentingannya untuk mendapatkan
situasi menang-menang (win-win solution).
v.
Berkolaborasi
Menciptakan
situasi menang-menag dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri
dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan
kerja, kepentingan dan hubungan antar
pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar