1. Pengertian IQ, EQ, SQ
a.
Pengertian IQ (Intelligent Quotient )
IQ ( Intelligent Quotient)
merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan intelektual,
berupa kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia merupakan
kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta. Orang
yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit,
semuanya dapat disimpan dan diolah, untuk pada waktu yang tepat dan pada saat
dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan
mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran,
penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir".
b.
Pengertian EQ ( Emotional Quotient )
EQ
( Emotional Quotient) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari
kecerdasan emosional, berupa kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan
pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar
suara hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya
infomasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang
lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang
disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca
indra.
Substansi
dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk
kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami
perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat
menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut akan
menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya
Dapat dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus kehidupan sosialnya
juga baik. Lain tidak karena orang tersebut dapat merespon tuntutan
lingkungannya dengan tepat .
Di
samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran
komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan
diri. Oleh karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap
dirinya (intra personal) seperti self awamess (percaya diri), self
motivation (memotivasi diri), self regulation (mengatur diri), dan
terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy, kemampuan
memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang
dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik . Dalam bahasa agama , EQ
adalah kepiawaian menjalin "hablun min al-naas". Pusat dari EQ
adalah "qalbu" . Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling
dalam, mengubah sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani. Hati
dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh otak. Hati adalah
sumber keberanian dan semangat , integritas dan komitmen. Hati merupakan sumber
energi dan perasaan terdalam yang memberi dorongan untuk belajar, menciptakan
kerja sama, memimpin dan melayani
c.
Pengertian SQ (Spiritual Quotient )
SQ
( Spiritual Quotient ) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari
kecerdasan spiritual berupa, kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value,
yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna
yang lebih luas. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa
kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap
setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah- langkah dan pemikiran yang
bersifat fitrah dalam upaya menggapai kualitas hanif dan ikhlas5.
SQ adalah suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang untuk berbuat atau
tidak berbuat . Kalau EQ berpusat di hati, maka SQ berpusat pada "hati
nurani"
2.
Hubungan
IQ, EQ, SQ
Dalam
rentang waktu dan sejarah yang panjang, manusia pernah sangat mengagungkan
kemampuan otak dan daya nalar (IQ). Kemampuan berfikir dianggap sebagai
primadona. Potensi diri yang lain dimarginalkan. Pola pikir dan cara pandang
yang demikian telah melahirkan manusia terdidik dengan otak yang cerdas tetapi
sikap., perilaku dan pola hidup sangat kontras dengan kemampuan intelektualnya.
Banyak orang yang cerdas secara akademik tetapi gagal dalam pekerjaan dan
kehidupan sosialnya. Mereka memiliki kepribadian yang terbelah (split
personality). Di mana tidak terjadi integrasi antara otak dan hati. Kondisi
tersebut pada gilirannya menimbulkan krisis multi dimensi yang sangat
memprihatinkan.
Fenomena
tersebut telah menyadarkan para pakar bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, malah lebih banyak
ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Tentunya ada yang salah dalam pola pembangunan SDM selama ini, yakni terlalu
mengedepankan IQ, dengan mengabaikan EQ dan SQ. Oleh karena itu kondisi demikian
sudah waktunya diakhiri, di mana pendidikan harus diterapkan secara seimbang,
dengan memperhatikan dan memberi penekanan yang sama kepada IQ, EQ dan SQ.
Jadi
kesimpulannya, IQ, EQ, dan SQ pada diri seseorang memiliki keeterkaitan yang
sangat erat hubungannya untuk kebutuhan manusia mencepai kesempurnaannya
sebagai manusia. Dimana ketiganya sama – sama pentingnya bagi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar